Dari dulu Jepang dikenal sebagai negara penganut agama Shinto dan
Buddha. Apakah ada mereka yang menganut agama Islam? Tentu ada. Sekarang
mari kita balik ke masa lalu dan menulusuri jejak Islam di Jepang.
Sebelum tahun 1900, hanya ada dua negara di Asia yang menikmati
kemerdekaan penuh, yaitu Kekaisaran Ottoman di Turki dan Kekaisaran
Jepang. Karena keduanya berada di bawah tekanan negara-negara Barat,
mereka memutuskan untuk membangun hubungan persahabatan dan mulai
bertukar kunjungan.
Sultan Abdul Hamid II, yang memerintah Turki di era 1876-1909,
mengutus laksamana Uthman Pasha untuk melakukan kunjungan resmi ke
Jepang pada tahun 1890. Setelah Uthman Pasha selesai mengadakan
pertemuan dengan Kaisar Jepang, dia dan enam ratus anak buahnya bersiap
untuk pulang, meskipun saat itu cuaca sedang tidak bersahabat. Belum
jauh kapal Al Togrul berlayar, badai besar menghantamnya sehingga
menyebabkan lebih dari 550 awak kapal meninggal termasuk sang kapten.
Layaknya sahabat yang baik, pihak Jepang lalu mengirim dua kapal
untuk membawa para korban yang selamat untuk pulang ke Istanbul. Seorang
wartawan muda Jepang yang bernama Shotaro Noda (ada yang menyebutnya
Torajiro Yamada) juga ikut dalam perjalanan itu. Dia adalah orang yang
telah mengumpulkan uang sumbangan dari warga Jepang untuk diberikan
kepada keluarga korban yang meninggal.
Setelah sampai di Istanbul dan menyerahkan uang sumbangan, Shotaro
sempat bertemu langsung dengan Sultan Abdul Hamid yang kemudian
memintanya untuk tinggal di Istanbul dan mengajarkan bahasa Jepang ke
para pejabatnya. Tanpa berpikir panjang, Shotaro pun setuju. Selama
tinggal di Istanbul, dia berkenalan dengan Abdullah Guillaume, seorang
muslim yang berasal dari Liverpool, Inggris. Dia-lah orang yang
memperkenalkan Shotaro kepada Islam.
Akhirnya Shotaro-pun memeluk agama Islam dan memilih untuk diberi nama Abdul Halim Noda (ada yang menyebutnya Abdul Khalil), yang diyakini dunia sebagai orang Jepang pertama yang beragama Islam.
Saat ini jumlah muslim di Jepang diperkirakan sebanyak 70.000 orang.
Sekitar 90%-nya adalah orang asing yang datang dan bekerja di Jepang.
Mereka berasal dari Indonesia, Pakistan, Iran, Bangladesh dan negara
lainnya. Lalu sisanya 10% adalah orang Jepang asli.
Tidak gampang menjadi seorang muslim di Jepang. Mereka selalu
mendapatkan rintangan dan cobaan dalam menjalani kewajiban mereka.
Persoalan yang paling sering muncul, tak lain dan tak bukan, adalah
persoalan makanan; dimana mereka bisa mendapatkan makanan yang halal?
Ya, memang tidak mudah mencari restoran yang bisa dinikmati orang
muslim dengan tenang. Bersyukurlah bagi mereka yang tinggal dekat dengan
restoran halal, tapi bagaimana dengan yang lain? Alhasil, mereka
memasak makanan mereka sendiri atau beli makanan instan di minimarket
terdekat. Bisa juga makan makanan cepat saji di McDonald's atau Kentucky
Fried Chicken, asal tidak setiap hari.
sumber: jepang.net
Sejarah Islam di Jepang
Unknown
●
Rabu, 22 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search this blog
Blog Archive
-
▼
2012
(160)
-
▼
Agustus
(17)
- Selamat Idul Fitri 1433 H
- Alice Nine & MUCC bakal tampil di Jakarta
- Peta Jepang Masa Depan yang Dibuat Dengan mengguna...
- Hari Ramen
- Festival Cahaya, Festival Kanto Akita
- Karekteristik Wisatawan Jepang yang Dapat Dilihat ...
- Festival Air di Jepang
- Daftar Karakter Terlalris di Jepang
- Doraemon di Kantung Celanamu
- Game Terbaru AKB untuk PS Vita dan PSP
- Contoh Makanan yang Sempurna
- Miss Science Jepang
- Sejarah Islam di Jepang
- Misteri Samurai dari Jepang
- Jubah Perang Samurai Jepang
- Kode Etik Para Samurai Jepang
- Jenis-Jenis Pedang Samurai
-
▼
Agustus
(17)
Page View
Midori Reunion
Midori Reunion Blog. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke Blog kami, apabila ada tanggapan atau pertanyaan silahkan post tanggapan atau pertanyaan anda disini.
Thank you for visiting our Blog, if you have feedback or questions please post your comments or questions here.
私たちのブログを訪問していただきありがとうございます、あなたが意見やご質問がある場合は、ここにご意見やご質問を投稿してください。