Pantauan PLTN Fukushima Daichi dari Helikopter

Akhir pekan lalu, kru NHK dengan menggunakan helikopter terbang di atas PLTN Fukushima Daiichi untuk pertama kalinya sejak kecelakaan bulan Maret, dan merekamnya dengan video.

Liputan itu dimungkinkan karena pemerintah menilai bahwa tingkat radioaktif di udara sekitar PLTN itu telah turun ke tingkat yang aman. Kawasan larangan terbang di PLTN itu telah dikurangi dari radius 20 kilometer menjadi 3 kilometer.

Dalam Tinjauan kali ini, wartawan NHK World Satoru Masuyama yang ikut di atas helikopter saat melakukan rekaman video, menceritakan pengalamannya.

Menurut Masuyama, bangunan reaktor No. 1, 2, 3 dan 4 terlihat ketika mereka terbang pada jarak 5,6 kilometer arah barat PLTN itu.

Bangunan reaktor No.3 yang pernah mengalami ledakan hidrogen nampak paling mengalami kerusakan.

Sementara di bangunan reaktor No.4, dimana bagian dindingnya hancur akibat ledakan hidrogen lainnya, bagian bejana pengungkung yang dirancang untuk mencegah bocornya zat-zat radioaktif dari reaktor, bisa terlihat dari luar.

Di dalam reaktor No.4 tidak terdapat bahan bakar karena tengah menjalani pemeriksaan rutin ketika kecelakaan terjadi, tapi bahan bakar nuklir dalam jumlah besar masih terdapat di kolam penyimpanan bahan bakar di reaktor itu.

Nampak ada sekitar 1000 buah tangki di bagian barat kompleks PLTN itu. Tangki-tangki itu mengandung sekitar 120.000 ton air tercemar. Air tercemar itu diproduksi dalam proses pendinginan bahan bakar nuklir yang meleleh. Membuang air yang biasanya digunakan untuk mendinginkan bahan bakar dan tercemar, adalah tugas terberat yang diperlukan untuk mengendalikan PLTN itu. Lokasi yang tersedia untuk meletakkan tangki-tangki penyimpan itu terbatas.

Hingga kini belum didapat solusi konkrit untuk memperluas lokasi penyimpanan itu.

Menurut Masuyama, ia dan kru lainnya terbang pada jarak sekitar 4 kilometer dari PLTN itu di ketinggian 700 - 800 meter. Pengukuran kadar radioaktif di udara saat itu mencapai 0,15 mikrosievert per jam. Ini sedikit lebih tinggi dari rata-rata sebelum bencana dan sedikit lebih rendah dari yang ia bayangkan.

Masuyama pernah berkesempatan mengunjungi PLTN itu sebelum kecelakaan terjadi. Saat itu bangunan-bangunannya berjajar rapi dengan hutan-hutan yang ada di dalam kompleks PLTN tersebut, namun bangunan-bangunan itu kini rusak berat. Pohon-pohon di hutan itu telah ditebang untuk menciptakan ruang bagi penempatan tangki-tangki penyimpanan. Melihat besarnya perubahan di PLTN itu yang nampak dari udara membuat Masuyama tidak bisa berkata-kata.

Kru tersebut kemudian terbang di atas zona larangan masuk yang berada pada radius 20 kilometer di sekeliling PLTN. Tidak nampak ada manusia di kawasan hunian, tidak nampak ada kendaraan di jalanan, dan tempat-tempat parkir di pasar swalayan nampak lengang.

Kapal-kapal nelayan yang tersapu tsunami ke pantai di dekat sebuah pelabuhan di kota Namie di utara PLTN itu nampak masih belum tersentuh.

Tidak nampak ada orang yang tinggal atau bekerja di dalam zona 20 kilometer itu. Yang nampak adalah sebuah kota mati yang luas.

Menurut Masuyama, pemandangan yang dilihatnya itu mengingatkan pada skala kecelakaan nuklir yang terjadi serta betapa menderitanya masyarakat Fukushima.

Demikian laporan wartawan NHK World, Satoru Masuyama.


sumber: nhk-world

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung ke Blog kami, apabila ada tanggapan atau pertanyaan silahkan post tanggapan atau pertanyaan anda disini.

Thank you for visiting our Blog, if you have feedback or questions please post your comments or questions here.

私たちのブログを訪問していただきありがとうございます、あなたが意見やご質問がある場合は、ここにご意見やご質問を投稿してください。

 

Selamat Datang di Blog Midori Reunion Sukabumi | Terima Kasih Sudah Berkunjung © 2012 | Designed by Cheap Hair Accessories

Thanks to: Sovast Extensions Wholesale, Sovast Accessories Wholesale and Sovast Hair